Karena manusia lebih suka mengingat-ingat kebaikan dan keburukan. Akhirnya mau ini dan itu semuanya harus pake perhitungan...
Kemarin saya udah kerja keras, sekarang harus seneng-seneng. Kemarin saya udah pinter ngaji, sekarang jangan dikte saya tentang mad tobi'i. Ahhhh namanya juga manusia.
Sekarang saya adalah manusia. Saya gatau besok kalo udah menginggal masuk surga atau neraka. Atau malah ada reinkarnasi? Ahh mitos!
So? Kenapa harus perhitungan banget. Toh kita gakan tau jalan kita ke depannya bakal jadi apa... Kenapa mesti target tinggi-tinggi tapi usaha biasa aja?
Saya ga pernah diajarin relevan dalam menggantungkan cita-cita. Tapi SD,SMP,SMA saya belajar matematika dan fisika. Saya juga gak pernah diajari untuk tegar dan bangkit saat cita-cita saya tertunda (gagal) tapi dari kecil kalau jatuh dan nangis pasti berdiri lagi dan berhenti nangis. Saya juga gak pernah belajar tentang ikhlas saat dipustusin pacar atau dicuekin sama gebetan, tapi dari kecil sampe segede sekarang yang namanya makanan itu pasti keluar lagi dari tubuh via feses,urine dan keringat.
Hidup itu (silakan isi sendiri).
Terlalu sempit kalau kita menjabarkannya hanya dengan satu dua tiga empat lima enam tujuh... atau jutaan kata yang menjadi kalimat-kalimat memesona seperti prosa. Karena dengan kata 'hidup' saja artinya begitu luas.... Beruntunglah orang yang 'hidup' dengan pikiran dan hatinya! Celakalah yang hanya mengandalkan hati atau pikiran saja. Mintalah Tuhan supaya membiarkan keduanya 'hidup' beriringan. Bagi saya hanya satu, Tersenyumlah maka kamu akan hidup!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar