Sementara ini masi tetap kamu yang memberikan stimulasi terbanyak dalam kerja otakku. Tapi sayang, stimulasi itu bentuknya adalah kecanduan. Kecanduan tidak mengerjakan apapun saat saya ingat kamu, atau saat kita ngobrol. Padahal sudah saya deklarasikan dengan diri saya sendiri bahwa saya sudah tidak ingin memelihara perasaan saya sama kamu. Hanya untuk diingat saja, dalam kenangan dan lucu-lucuan. Tapi kemarin, saya gabisa bohong sama diri saya sendiri kalau kamu, kamu, dan kamu, yang membuat nalarku terombang-ambing antara kesal, perasaan senang, dan logika yang menyangkal. Hanya dengan melihat timeline dan notifikasi saya bisa senyam senyum sendiri. What a freak!
Saya katakan pada si A, B dan C bahwa kamu tidak tahu (menurutku) dan saya juga tidak berniat menunjukkannya apalagi terang-terangan bilang. I said so, saya sedang menikmati masa-masa sendiri. Lebih mendewasakan diri sebelum kembali menjalin hubungan, entah itu pacaran, atau PDKT sekalipun. Karena yang sudah-sudah, entah karena timing yang nggak pas, saya yang terlalu kekanak-anakan, faktor ego atau bisa ketiganya, semuanya jadi kacau, hambar dan nggak mengasyikan! Tapi memang walaupun saya sedang tidak ingin menjalin sesuatu dengan siapapun, hati gabisa bohong. Naksir yaa naksir aja, dengan orang lama sekalipun!
By the way, inspiring by my little brother... (Sebenernya kalo boleh dibilang, Mikk itu bukan adik biasa sihh. Kadang malah dia yang jadi kakak saya, nasehatin saya.) Suka dan bahkan mulai sayang sama adik tingkat, masih kasus yang sama dengan pacar pertamanya yang beda agama. Nalar itu bisa dibolak-balik dengan mudahnya, tapi hati nggak. Yang Maha membolak-balikan hati hanya Allah, sedangkan manusia suka membolak-balikan nalar demi mencukupi kata hatinya, ego nya... Ketika kamu mencampur adukkan masalah hati, cinta, dengan agama (Tuhan) maka ujungnnya niscaya gakan ketemu. Tapi pelajaran yang bisa diambil dari sana luar biasa mewah! Kesabaran, kedewasaan dan untuk yang benar-benar bisa belajar dari itu hanyalah orang-orang yang luar biasa, bahwa Tuhan tidak pernah kekurangan cara dan alasan untuk 'meletakkan' cinta pada hamba-Nya, yang seringkali cara dan alasan itu sangat misterius menurut manusia. Berserah diri sama Tuhan, mikk! Perasaan itu bisa di maintain sama doa kok. :)
Dan iya, Tuhan bekerja secara misterius!
'meletakkan' cinta pada setiap manusia, yang terserah si manusia ingin mengikutinya dengan hati atau dengan nalar, lantas memeliharanya dengan hati atau dengan nalar juga. Semua itu sudah 'available' dari Tuhan, sudah satu paket, hati dan pikiran, rasa dan nalar, jiwa dan raga, sehat dan sakit, manusia dan cinta...
Tahukah saat ini yang paling ingin saya rasakan? Saya ingin jatuh cinta pada Allah...
Dia Yang Maha Membolak-balikan hati dan pikiran, agar saya tidak menjadi manusia yang terlalu perasa, juga tidak merajakan logika dalam urusan-urusan dunia. Saya ingin jatuh cinta, se-jatuh cinta-jatuh cintanya pada Allah... Agar hati saya tidak mudah dikuasai oleh cinta pada manusia, pada dunia. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar