Minggu, 08 Agustus 2010

Nadir. [piringan hitam]


Dan ini kurasakan lebih pahit dari biasanya.
Menikamku sangat. Hingga ku tak lagi dapat merasakan letupan-letupan rindu itu.
Aku sakau! Akan kamu.
Dan kamu tak berbuat apa2 untukku.
Mungkin kamu benci. Muak. Dan bahkan tidak tahu sama sekali. Aku rasa.

Kini aku tinggal menghitung banyak cinta yang terdeformasi.
Menyenangkan mengetahui kamu bahagia di sana.
Terimakasih untuk waktu pendek yang sangat menyenangkan kemarin siang.
Dan kamu akan tahu ketika ubahannya tersingkap ke permukaan, terdeformasi (lagi) hingga menimbulkan efek yang sangat memukau di alam.
Kata film Shawshank Redemption, "Geology it's talking about time and pressure"
Dan kamu, adalah stimulan terakurat buat tubuhku. 
Itulah aku, yang sekarang: masih tetap gadis kecilmu yang manja, suka berkomentar dan mengarang cerita-cerita kekanak-anakan, hanya saja sedikit lebih dewasa sekarang.

Dan aku bukan seniman, bukan penyair, bukan malaikat, ratu atau dewi.
Pertanyaan klasik: Mengapa tidak ada kesempatan untukku?
Kamu seperti lukisan hujanku di sore hari. Gerimis yang tidak perlu membuatku sulit menggambar rintik-rintik airnya. Gerimis yang tidak perlu berpayung diri untuk berlari mengejarmu. Aku sayang kamu!

Dan aku hanya ingin memelukmu. Katakan aku cinta, dan kamu membalasnya, sama.
(Andai itu nyata...)

Ingin aku curi senyumanmu yang kemarin.
Ingin aku curi hatimu (lagi).
Iya, dan aku memilihmu di antara nya, dan nya yang lebih sempurna sepertinya.
Tapi sayang, kamu tak mau tahu.

Kini aku tinggal menghitung banyak cinta yang terdeformasi.
Menyenangkan mengetahui kamu bahagia di sana.
Dan aku sekarang sedang merekamnya, memindainya ke dalam piringan hitam yang suatu saat nanti akan aku putar lagi untuk ku mengenangmu. Mengenang boneka sapi, mawar, sundae ice cream, banyak cokelat, Pee wee new beetle dan rumah jepang dalam khayalan kita.  Terimakasiih.
Selamat bahagia.

Buat : (titik -titik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar