Rabu, 11 Agustus 2010

Collapse.

Suasana masjid kampus Undip di hari ke dua ramadhan ini terlihat lebih ramai dari hari kemarin. Terlihat dari jajaran mobil yang parkir di depan pelataran jumlahnya lebih banyak dari hari kemarin. Selain itu, malam terawih ini jemaah pria sampai menggelar sajadahnya di luar pintu masjid, nampaknya keadaan ini akan terus berlangsung hingga beberapa malam ke depan mengingat penerimaan mahasiswa baru akan segera dimulai dan kawasan Tembalang-Undip akan semakin ramai di datangi mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia. Malam ini selaku dosen bahasa Indonesia saya di semester 2 dulu, Bapak Abdullah yang menjadi Imam, dan sholat terawih ini adalah sholat terawih terbaik selama 3 malam ramaghan ini. Bapak Abdullah membacakan ayat demi ayat al-quran dengan tartil, dan membuat saya sangat khusyu sholat tadi. Terimakasiih Bapak (nilai BI saya B! Dan bacaan tartil yang membantu saya khusyuk.) Demikian Helnaria melaporkan, terimakasih.

***

Tapi bukan itu yang ingin saya tulis hari ini. Begitu banyak sampai saya bingung yang mana duluan. Begitu rumit sampai saya ga sadar beberapa malam terahir ini saya sering mengalami gelisah (lagi) dan gamang. Dadaku sampai sesak setiap kali akan tidur, pikiranku kacau, emosiku meledak-ledak dan puasaku ini, agak sedikit terganggu. Mulai dari buka puasa kemarin yang terlambat gara2 **** dan sampai malams ehabis sholat terawih itu pikiran saya memenjara sya dengan sesuatu(entah apa) sampai saya terjaga hingga dini hari. Sahur tadi pun hampir saja kacau.

Yang ini mungkin dialami sebagian besar orang saat bulan ramadhan, susah tidur saat malam krn saat siang harinya sudah tidur dala porsi banyak. Atau kebalikannya, tidur cepat saat malam krn siang nya beraktivitas tapi kesulitan bagun saat akan sahur. Kegiatan saya normal-normal saja, cenderung pasif malah krn belum masuk waktunya aktif kuliah, tapi yaaa ini pikiran saya yang mengontrol, dan sayangnya logika saya yang sedang saya latih keras untuk bekerja pada semua kasus, tidak bekerja dengan baik saat ini.
Gampang sekali marah. Parahnya, saat bulan puasa gini saya tidak bisa melampiaskannya seperti biasa: tarik napas dan bercanda dengan orang lain. Bulan-bulan sperti ini kita dituntut lebih sabarrrr. Akhirnya saya hanya bisa menarik napas, membuangnya, menarik lagi, berulang-ulang. Mataku pun sudah ku setting untuk tidur seperti biasa, pukul 9 malam. Tapi sulit... Saya sudah berbaring, sedari tadi setelah pulang terawih dan nemenin opay+albab yang nebeng nyecan peta dirumah. Mata juga sudah dipejamkan, sampai merasa sangat lelah mengatupkan otot-otot kelopak mata untuk terus menutup padahal masiih ingin terbuka. Membaca al-fatihah sebelum tidur pun sudah. Kaki, tangan, telinga, sudah kucuci bersih, gigiku sudah ku gosok. Tetap saya masih gabisa tidur. Biasanya saat-saat seperti ini saya akan meng-sms teman-teman saya untuk bertukar kabar dan sedikit haha hihi, tapi tidak malam ini. Saya pun akan bingung nanti ketika mereka menanyakan keadaan saya. Buruk. Dan akan berlanjut panjaaaang ke sesi curcol. Haha

***
Mugkin saya tahu perasaan ini apa. Kosong.
Bagian dari diri saya yang masih tidak bisa mentolelir semua kekacauan ini. Bagian dari logika nalar saya yang masih saja terus menyalahkan diri sendiri. Bagian dari diri saya yang kosong. Bagian dari hati saya yang setuju dengan nasehat bahwa saya harus membuka diri saya buat orang lain(lagi). Why not?
Bagian mana yang salah? Saya berada benar bersama mereka, teman2 saya (yang meski sedikit) dan saya senang, di antaranya ada albab dan opaey yang, OK! Saya senang berada di antara mereka, berbagi cerita sama mereka, berbagi laptop dan scanner, berbagi buka puasa, bahkan masak buat mereka! Ya, saya juga berpikir tentang mereka. Saya sangat bahagia. Tapi saya belum bisa menaklukan hati saya untuk dengan simple menerima mereka. Dan siapa bilang ini simple? Saya hanya membuatnya mudah dijelaskan.
Jika kita berpikir 'Why not' itu, kenapa engga saya pacaran aja sama mereka? It means, mengukuhkan, mendeklamasikan, atau meresmikan, simplenya jadian sama opaey, atau balikan sama albab?
Terdengar simple kan?!
Bagian NOT dari  'Why not' itu sendiri adalah saya masih menutup diri saya dengan alasan penyakit saya. Bagian NOT itu sendiri adalah di mana saya sendiri belum bisa menerima kenyataan bahwa keluarga saya berantakan! Dan saya sedikit menutup diri saya krn itu. Bagian NOT itu sendiri adalah bahwa saya sadar, se sadar-sadarnya bahwa saya masih sangat labil. Bagian NOT itu sendiri adalah saya masih menutup kemungkinan itu untuk beberapa orang.
Itulah sebabnya kenapa saya hanya berkutit dengan (mantan) pacar saya selama ini. Bahwa saya, setidaknya, pernah yakin se yakin-yakin nya sama mereka. Bahwa saya pernah memiliki waktu yang sempurna dengan beberapa dari mereka. Hanya karena beberapa alasan yang tidak konkrit, saya meninggalkan mereka. Oh God. Ini adalah part di mana saya harus meminta maaf lagi.
Yang paling baru ini adalah di mana saya memutuskan untuk berpisah sama albab (walaupun kami gapernah bener-bener manyatakan jadian) dan belum memutuskan untuk menjalin hubungan serius sama opaey karena saya merasa sebentar lagi saya akan mati karena penyakit saya.
Terus ke belakang, ada Tyo yang saya tinggalin gara2 masalah saya gabisa nerima keadaan dia yang over estimate dan over protected sama saya.
Terus ke belakang, ada saudara Januar Lukiawan, yang namanya tidak pernah saya sebut-sebut dalam blog saya, diary saya bahkan saat saya menyebutkan semua cowok yang pernah deket sama saya, saya masih tidak mau menyebut nama kamu di sana! Itu bukan ga sengaja. Itu sangat disengaja. Alasan simpel : saya ga ingin kamu 'pernah deket' sama saya, saya ingin kamu kaya dulu sama saya. Asal kamu tau aja, sampai sekarang, bahkan setelah saya ingat2 lagi, saya masih belum tau dan belum bisa menyimpulkan kenapa kita sampe putus, dua kali pula! Mungkin bener yang kamu bilang, saya yang ninggalin kamu, sama seperti yang lain, hanya gara2 masalah sepele dan konyol! Maaf....
Lets see another story, sama Ergy saya yang ditinggalin.Walaupun dia yang paling berkesan buat saya (Oh ya jelas lah, dia nembak saya tanggal 11, bulan 11, jam 11 lebih 11 menit. Cuma tahunnya aja gak 2011. Dan itu pas tanggal 19 ramadhan, 4 tahun lalu). Dan see, we're friends now! And so warmth.

Yep! Saya pikir sudah saatnya saya moving forward. Seperti kata Geng Pacitan : Albab, Yaya (yang baru ini request saya follow blognya dan terus2an manggil saya RUMINGKANG!), Heri dan Eqi (yang baru2 ini nongol): "Keep moving forward>>>..." Hahaha.
Dan lihatlah apakah saya akan mendapat pacar baru (seperti temennya albab yang kami temui di maskam setiap terawih ini : namanya Syahlan.... dulu calon presiden BEM KM undip, anak mipa 2007, temennya albab SMA 3. Dan saya hanya berandai-andai. Menggila, lebih tepatnya. Karena kenal pun tidak, melihat mukanya pun hanya beberapa detik, dan itu malem-malem! Hehehehe. It's joke, by the way) atau tetap berkutit dengan teman-teman lama saya, teman-teman spesial.

And now, lets get the bed karena sebentar lagi harus bangun sahur!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar