Jumat, 13 Agustus 2010

Measure stratigrafi Kali Grobogan

Measure stratigrafi atau stratigrafi terukur adalah suatu cara untuk menerangkan urut-urutan lapisan batuan berdasarkan kedudukan dan ketebalannya. Kolom stratigrafi terukur ini sendiri bertujuan untuk menjelasakan proses pengendapan, umur geologi secara relatif maupun absolut (menggunakan mikrofosil) dan proses-proses yang terjadi setelah pengendapan berlangsung.
 Daerah tempat kami melakukan praktikum MS ini adalah sungai pada Kali Kedungjati, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang pada saat dilakukan MS volume air di sungai tersebut tidak terlalu tinggi, namun tidak begitu baik untuk dilakukan MS, hal ini menjadi kesulitan sendiri bagi kami karena ada banyak kenampakkan-kenampakkan struktur yang tidak dapat diamati dan di foto sebagai bukti. Dari berjalan sekitar 700 m tengah dan pinggir sungai untuk mengamati urut-urutan litologi dan struktur sedimen yang berkembang, kami mendapatkan data bahwa MS dilakukan pada jarak … dan ketebalan… sehingga dapat menjelaskan litologi, struktur sedimen, lingkungan pengendapan dan penentuan bagian bawah – atas lapisan (bottom – top) sebagai umur relatif urut-urutan litologi tersebut.

 2.1 Litologi
Litologi yang kami amati pada di sungai ini adalah batupasir berukuran halus 1/8 – ¼ mm, sedang ¼ - ½ mm dan batupasir berukuran kasar ½ - 1 mm yang berwarna cokelat muda dalam kondisi lapisan segar sampai cokelat tua pada lapisan dengan kondisi batuan lapuk dan lapuk lanjut, dengan kemas tertutup dan sortasi butir baik dan bereaksi dengan HCl. Batulanau berwarna cokelat muda dengan ukuran butir 1/256 – 1/16 mm, kemas tertutup dan sortasi butir baik, juga bereaksi dengan HCl.
Keduanya berselingan satu sama lain sehingga satuan litologinya adalah batupasir karbonatan berselingan dengan batulanau karbonatan dan sebaliknya, batulanau karbonatan berselingan dengan batupasir karbonatan.

 2.2 Struktur Sedimen
Struktur sedimen dalam MS kali ini beguna untuk menentukan sequence dan lingkungan pengendapan dari sedimentasi yang berlangsung. Beberapa hal yang terekam dalam buku catatan lapangan menunjukkan bahwa pada sungai yang kita lakukan MS ternyata struktur sedimenya sangat cocok dengan Bouma sequence.
Graded bedding (Gambar menyusul)
Laminasi dan Perlapisan (Gambar menyusul)
Ripple lamination (Gambar menyusul)
Cross lamination (Gambar menyusul)
Convolute (Gambar menyusul)
Flutecast (Gambar menyusul)
Loadcast (Gambar menyusul)

  2.3 Lingkungan pengendapan
Setelah menjelaskan litologi dan strukur-struktur sedimen yang ada pada loksi yang dilakukan MS, maka secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan lingkungan pengendapan lokasi MS ini kemungkinan berada di laut dalam atau shallow marine zona continental rise. Beberapa bukti yang kami dapatkan untuk mendukung hipotesa kami adalah:
1. Semua litologi bereaksi dengan HCl yang sudah tentu merupakan lingkungan pengendapan laut
2. Bouma sequence merupakan sequence yang menerangkan fasies turbidite yang menunjukkan lingkungan pengendapan laut dalam. Maka, strukttur – struktur yang sedimen yang ditemukan dilokasi MS tepat seperti dalam bouma sequence. Struktur – struktur tersebut antara lain ripple/wavy lamination, gradded bedding, paralel lamination, perlapisan, dan convolute.
3. Keberadaan slump structure yang mengindikasikan longsoran pada laut dalam. Struktur ini menyebabkan strike/dip di beberapa lokasi menjadi kacau.

 2.4 Penentuan Bottom – top lapisan
Penentuan lapisan bagian atas dan bawah pada stratigrafi terukur dapat dilihat dari struktur sedimen primer maupun sekunder yang berkembang pada setiap lapisan. Misalnya pada struktur sedimen primer graded bedding, lapisan terbawah atau bottom adalah lapisan yang ukuran butirnya paling besar, dalam hal ini letaknya adalah di paling bawah lapisan. Selain itu keberadaan struktur sedimen sekunder seperti flutecast dan loadcast yang merupakan hubungan antara partikel berukuran halus dan yang berukuran lebih kasar pada bagian atasnya, struktur ini memperlihatkan kenampakkan penggerusan batupasir (butirannya lebih kasar) terhadap batulanau (butirannya lebih halus).
Dalam stratigrafi teukut kali ini, kami berjalan dari bottom lapisan ke arah top. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin ke hulu, lapisan batuan semakin atas (top).

Maafkan, foto2nya belum bisa saya upload karena modem saya lelet. Heee
Di antoss yaaa? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar