Sabtu, 19 Januari 2013

Jatuh cinta itu biasa saja


The point is, saya sama rg ternyata udah sama-sama dewasa sekarang. Dari dulu rg udah jauh lebih dewasa dari saya.  Buktinya, rg masih tetep mau temenan sama saya meskipun akhirnya rahasia saya banyak terbongkar dan nama rg jadi jelek gara-gara itu semua. Maaf gy, bener-bener maaf?

Rg itu pertanyaan, saya mungkin akan temukan jawabannya pada orang lain.

Saya bertemu dengan Albab, yang mengobati tepat di episentrumnya. Setelah itu, semua nampak biasa saja... Biasa deg-degan bertemu dia, biasa menghawatirkan dia kalau telat janjian dan nggak pake jaket kalau pulang malem, biasa becandain rambutnya yang kribo, biasa masakin dia menu-menu baru yang saya coba bikin, biasa merindukan dia, biasa menjadikan dia sebagai orang yang paling spesial dalam hidup saya.

Albab itu seperti angin dan air. Dia seperti Bank bernama ikhlas, yang ada di sisi saya kapanpun saya butuhkan. Walaupun dulu selama deket sama Albab saya pernah juga beberapa kali deket dengan cowok lain, dan pacaran dengan cowok lain, ternyata Albab lah tempat saya kembali pulang. Bukan Albab yang maksa, dia nggak pernah melakukan sesuatu yang spesial, nggak pernah romantis untuk bilang sayang dan sebagainya, kenyataannya saya kembali menemukan tempat yang teduh itu pada diri Albab. “Seperti gerimis di sore hari, nggak perlu berpayung diri” yang sebenernya nggak perlu saya cari jauh-jauh karena semua itu ada sama Albab. Dan Albab, selalu menyambut hangat dengan senyum, tangan yang siap menggenggam erat, dan mata yang nggak pernah lelah memandagku bagai ratu, setiap saya pulang ke dia.

Perlu waktu 5 tahun untuk meyakinkan hati saya untuk Albab, selama itu mungkin saya masih mengunggu di pojok hati saya!

Our memories they can be inviting
But some are altogether mighty frightening
As we die, both you and I
With my head in my hands I sit and cry


Jatuh cinta itu biasa saja, “jatuh cinta itu ketika kamu mencintai dengan meskipun, bukan mencintai karena...” kata albab.
Jatuh cinta itu biasa saja, “jatuh cinta itu ketika kamu berani mencintai tanpa alasan. Titik.” Hfp, 2011

In the night the stormy nightshe close her eyes
In the night the stormy night away she flies
And dream of paradise!


1 komentar: