Sabtu, 19 Januari 2013

Apakah cinta begini?


Peristiwa pagi ini adalah mama...
“Dek, kalau aja rumah tangga mama baik-baik aja”
Demi Allah, menangis pun saya nggak sanggup.

Diam menatap mama sambil memijat-mijat bahunya, pagi ini pembukaan obrolan mama membuat saya sadar akan sesuatu, sesuatu yang tidak asing tapi baru benar-benar saya rasa sangat dalam. Dalam diamnya mama ada semacam harapan yang bahkan orang yang sangat dia cintai pun nggak bisa membantu mewujudkannya. Bukannya berdoa untuk kebaikan papa, tapi mama juga kadang berdoa tentang sesuatu yang jelek, agar papa sadar. Entahlah, mama walaupun kadang menyebalkan dan membuat kesal dengan segala omelannya di rumah tapi itu semua nggak lebih karena dia kesal dan saya paham sekali itu. Kadang saya juga marah, benci, dan menangis diam-diam. Mama yang setiap hari masih memasak buat papa, walaupun papa nggak pulang dan dia jadi marah-marah... Mama masih ingat untuk membelikan papa hadiah, sepatu kah, baju kah, walaupun kadang akhirnya dia menyesal melakukan itu dan hanya bisa marah, marah dengan semuanya. 

Apa yang tidak saya megerti dari mama adalah saya sudah sejak lama ikhlas kalau mama dan papa berpisah, cerai, tapi mama masih nggak mau dan begitu juga papa. Kenapa? Mengorbankan perasaan sendiri menunggu sampai saya lulus kuliah demi memastikan biaya hidup saya dibayar kontan oleh papa dan baru bercerai? Sementara papa, orang yang paling dekat dengan saya, yang dengan sepenuh hati tidak ingin saya percaya bahwa dia melakukan ini terhadap mama, malah sebaliknya. Sekarang, setelah bertahun-tahun di Semarang malah semakin parah. Ada apa dengan semua ini? Salah mama kah? Apakah saya masih bisa memaafkan papa? Apakah mama benar telah berbuat seperti ini?

Keluarga yang saya lihat di sinetron adalah papa dan mama mengobrol sebelum tidur di kamar mereka. Keluarga di sinetron adalah papa yang pulang tepat waktu. Keluarga di sinetron adalah walaupun hidup miskin tapi seperti Keluarga Cemara, bahagia karena satu sama lain tidak saling menyakiti. Tapi mama dan papa, apa benar ini cinta?

Apa benar ini cinta?
Yang hanya menyenangkan di awal? Yang membuat saling menyakiti adalah wajar? Yang membuat papa dan mama tidak ngobrol dan tidur sekamar selama 10 tahun? Mana cinta itu, Ya Allah...? Mengapa belum Kau cukupkan cinta itu pada manusia, pada kami?


When she was just a girl
She expected the world
But it flew away from her reach
And the bullets catch in her teeth
Life goes on and gets so heavy
Wheel breaks all the butterflies
Every tear a waterfall

Cinta itu ada di film-film Korea!
Kenapa cinta di kehidupan nyata nggak seperti cinta yang saya lihat di sinetron dan film-film Korea? Berakhir indah walaupun awalnya tragis... Kenapa saya nggak hidup di film-film Korea aja sih? Ketemu sama cowok ganteng, dan punya keluarga yang bahagia walaupun awalnya dibuli habis-habisan oleh orang yang mengaku teman? Happy ending. Kata Albab, film-film Korea itu dibuat untuk menyemangati saya, biar saya sabar dan terus berusaha meredam keadaan mama dan papa, biar saya termotivasi untuk terus berdoa dan berusaha sekuat tenaga menjadikan mama dan papa seperti keluarga sinetron dan film-film korea. Hahaha for God sake, thanks Korean people!

Be my mirror, my sword, my shield, my missionaries on foreign field...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar