Sabtu, 19 Januari 2013

Anak papa

Hari ini, tepatnya malam ini, saya pergi dari rumah. Bukan kabur, karena mama dan papa jelas tau. Saya pergi setelah papa berkata "ini rumah saya" sontak saya kemasi laptop, kemerja, jaket dan buku-buku saya. 5 detik... 10 detik... saya tidak tahu pasti akan kemana. 15 detik... akhirnya aku tau akan pergi ke mana, masjid.
Satu-satunya kesalahan saya saat pergi adalah besok saya janji akan bertemu dengan Pak Joko, untuk konsultasi skripsi saya di kantor, juga tidak ada uang sepeserpun di dompet saya. Dasar gegabah!

Sekarang sudah pukul 01.00 dini hari, kalian tau di mana saya berada? Di mushola terminal cicaheum. Memang saya ini nggak berbakat melarikan diri ya... Di suasana dingin bandung dini hari itu sayup-sayup saya mendengar suara musisi jalanan menyanyikan lagu dengan logat batak. Saya pikir mereka orang-orang mabuk, ternyata mereka orang medan!

Sebenarnya saya tidak tau pasti apa yang akan saya lakukan setelah ini. Saya hanya tau besok saya harus ke kantor bertemu dengan Pak joko, papa tidak akan membiayai kuliahku, datang di wisudaku, tidak menjadi wali nikahku, dan bulan depan saya harus bayar smester dan uang kosan, juga deadline terakhir sidang untuk wisuda periode april adalah pertengahan maret. Saya rasa bismillah cukup untuk mengawali hari ini dan seterusnya, sisanya mungkin adalah keringat dan air mata yang akan saya kuras habis untuk mewujudkan cita-cita saya.. Melahirkan dan membesarkan anak dalam keluarga yang bahagia, aamin.

Ketika posting ini di buat saya sudah berada di semarang, kamar kos yang sepi. Saya sudah bertemu Pak joko, pembimbing struktur saya, tapi saya belum sempat pamit sama Bu Fitri dan Pak Jamal, pembimbing remote sensing saya... Sudah saya urus nota dinas dan pastikan kajur akan membuatkan surat pernyataan pengalaman kerja di lab kampus untuk persyaratan beasiswa S2 besok-besok. Semoga air mata mama, keringat papa, nggak sia-sia.. Walaupun papa nggak akan datang di wisudaku, nggak akan jadi wali nikahku, ana harap sayang ini selalu sampai ke papa dalam bentuk doa, semoga Allah selalu melindungi papa dan orang-orang di sekitar papa... Maafin ana pa, ana pikir ana nggak salah berusaha agar kita semua berada satu rumah lagi di surga. Tapi jika hanya ana yang berusaha, apalah artinya?
Yang penting papa lihat, ana gakan berhenti kuliah walaupun papa udah ga mau membiayai anak yang papa anggap egois ini. Ana cuma sayang papa, banget!

"Coba bayangkan berapa besar investasi yang kalian lewatkan. Malah kalian memberikannya padaku dengan cuma-cuma, untuk apa yang aku sebut dengan 'mewah'... Pendidikan."

2 komentar:

  1. hahahahaha

    helna helna masih labilkah???

    Saya malah rindu bareng keluarga dan berkumpul bersama kakak, ibu dan bapak, lama nampaknya masa itu . . . . .
    saya merindukan hal yang terjadi pada anak anak lain seusia saya waktu itu saya rindu bermain di panas-panasan, rindu kuliah yang lama, dan rindu mengejar mimpi saya, tapi saya harus tahu dimana posisi saya,
    di masa masa SMA saya menghabiskan waktu sekolah saya dan kehidupan saya saat itu bukan di depan buku tetapi di dinginnya malam menemani sang ibu untuk berjualan di kaki lima karena terus terang ibuku sudah berpisah dengan ayahku gara gara bertengkar hebat, jadilah saya membantu ibuku jualan di sebuah taman di Magelang . . . . .
    Mendorong gerobak di saat teman teman lainnya syik bercanda dengan kawan kawan seusianya, di saat teman teman pintarku di kelas membaca buku dan malam ku aku habiskan di perasingan malam melawan dinginnnya malam menemani sang bunda berjualan ......
    Jikalau saya bisa mengulang waktu saya mengimpikan untuk berkumpul bersama keluarga, tertawa dengan mereka dan membagikan kisah yang saya dapat kan saat ini, bahkan ketika aku wisuda pun saya harus merelakan ibuku menangis karena akulah satu satunya anaknya bergelar insinyur dan dia tidak mendampingiku wisuda karena ia menginginkan Ayahku sebagai pendampingku di wisuda . . . . .
    Minta maaf na, lakukan yang terbaik, suatu saat kamu akan mengerti betapa pentingnya nilai sebuah keluarga . . . . .

    BalasHapus
  2. Ehehe iya mas.. Sebenernya mau ngasih syok terapi aja sama mama dan papa. Dini hari itu mereka lsg nyariin aku kok. Dan habis sidang kmrn aku udah sungkem sama mereka berdua... Aku dan mereka udah dewasa kan, terserah mereka ajalah... Tapi yang namanya anak harus sll hormat dan sayang sama orang tuanya, gitu kan mas? Hehehe

    BalasHapus