Catatan di Pagi Hari Saat Kamu Tengah Sibuk
Katamu tulisan itu kokoh, tajam, jujur dan realistis, dan saya memulai ini dengan cara saya sendiri : Bismillahrrahmaanirrahim…
Saya tak pernah tahu tulisan yang saya buat sudah mencerminkan itu semua atau belum, karena biar saja orang lain yang menilai, dan biarkanlah saya menulis dengan otak saya, membahasakan hati dengan jari jemari, meskipun kelak akan ada cercaan akan tulisan saya. Dan kalaulah boleh tulisan saya dianggap sebagai cerminan isi otak saya, kecerdasan intelegensia dan kalau boleh juga ditambah kecerdasan emosi, saya persilakan. Yah, saya yang masih butuh banyak bahan bacaan bermutu! J
Hanya saja saya berkata padamu, kamu adalah penulis nomer satu buat saya! Nomer satu setengah untuk mbak Dewi Lestari. Pagi ini saya mulai dengan MAAF. Maaf untuk badai hati semalam, saya hanya kaget dan belum terlalu terbiasa dengan kamu yang sibuk. Yah, kamu benar seribu persen, kalau saya harus melihatnya dengan mata kepala saya sendiri! sama seribu persennya saya mempercayai kamu dan percaya sama diri saya sendiri kalau saya bisa kamu andalkan. Semua kembali kepada cara… dan hanya masalah cara, dan malam tadi saya terbatasi oleh ruang gerak…
MAAF…
Saya memulai itu semua dengan maaf, karena kata-kata itulah yang ~semoga~ membuatmu luluh, yang kamu mengajarkan kepada saya agar memegang kata-kata sakral itu “MAAF” dan “TERIMA KASIH” yang seperti kamu bilang “MAAF” tidak equal dengan “SORRY” dan “TERIMA KASIH” tidak equal dengan “THANKS”.
Meskipun pagi ini mendung tipis, meskipun pagi ini kamu menikmati segelas susu cokelat panas sendirian dan sarapan sendirian karena saya puasa, saya akan menemani kamu hingga tiba waktunya saya pulang.
Sebisa saya, sebisa kamu juga!
Karena saya percaya, akan ada waktu dimana kita akan menikmati semuanya bersama! Eksklusif!, karena saya percaya, apa yang kamu lakukan sekarang pastinya akan berarti dimasa depan, karena kamu, saya, tengah menciptakan sejarah!
Biarkan semuanya kembali mengalir seperti air tenang, kembali membuat laminasi nan cantik. Biarkan semua batas-batas itu kembali tak berbentuk! Sehingga tidak ada kata mentok! Kalaupun mentok kita hanya perlu mendorongnya jauh-jauh agar kembali tidak ada kata mentok! Tapi jangan lupakan kalau batas itu ada, batas itu adalah kontrol diri agar kamu tidak lupa akan hal di sekitarmu.
Biarkan semuanya teduh seperti mendung pagi ini, menikmati damai tanpa harus berpayung diri, dan aku TIDAK AKAN BOSAN untuk kamu sayangi, juga TIDAK AKAN BOSAN untuk menyayangi kamu.
Bersyukur kamu ada, bersyukur bisa melihat senyummu, rambut basahmu, tangan hangat yang menggenggam tanganku yang dingin. Bersyukur kamu adalah milik saya yang spesial dan berada disamping saya.!
Kita adalah pasangan juara!!
Dan yang terus terucap adalah sebait doa selepas tahiyyat akhir saya. Lindungi kami, ampuni dosa kami, ridhoi kami, bimbing terus langkah kami, kuatkan kami, dan jagalah kami Ya Rabb…
Karena takbirku, ruku’ dan i’tidalku, sujud dan dudukku, tahiyyat hingga salamku, serta shaum dan ayat-ayat yang saya baca hanya semata mengharap ridho dari-Mu, agar dilapangkan jalanku menggapai segala yang menjadi ketetapan-Mu dari apa yang saya cita-citakan.
Karena saya yang tidak mengetahui dan Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Berkuasa Akan Segala Sesuatu…
Kamu, sayangku, Helnaria…
Jagalah selalu diri dan hatimu, disini ada orang yang sedang berusaha untuk memenuhi ketetapan yang kita cita-citakan! Saya tidak ingin menjadi orang yang mengecewakanmu.
Saya ingin, saya, kamu, kita, akan menjadi baik pada nantinya, bukan hanya untuk kita saja, melainkan juga untuk semua orang. Sisanya terangkum pada pesan yang saya kirimkan untuk kamu pagi tadi.
Insya Allah…
Semarang, Nirwanasari 24, 8.16, 280110…
I LOVE YOU, TEH…
I LOVE YOU, TEH…
Sorry banget saya baru baca tadi. ???
^^