Selasa, 02 Februari 2010

Untuk itu aku menangis

Bahwasanya sebuah keluarga adalah satu kesatuan. Keterikatan dan keterkaitan yang sakral, yang tidak bisa menjadi genap maupun ganjil. Ikatan yang kuat di dasari oleh rasa sayang dan tanggungjawab.
Dan disinilah saya berdiri. Berlindung. Dan pulang...

Bahwa saya merasa tidak menemukan keluarga saya di sana. Dan saya tidak bisa berpulang seperti yang saya alami dengannya. Mereka.
Tidak bisa saya pulang untuk sesuatu yang sama sekali tidak menganggap saya ada. Atau tidak menggubris saya ketika saya berulah. Atau juga ketika saya berulah langsung menjudge saya dan tidak mau mendengarkan saya atas penjelasan saya. Inilah yang saya alami sampai sekarang. Teman itu=TIDAK ADA!
Mereka asyik dengan 'perkumpulan' mereka sendiri, dan saya tetap dengan diri saya. Tidak menjauhi, hanya menghindari. Menghindar dari sakit hati. Begitulah adanya...

Dan saya tidak merasa bersalah sedikitpun. Maaf, saya berterimakasih (memang) atas kalian semua. Tapi saya tetap manusia yang bisa marah. Bisa kecewa.
"Ada orang ngehina2 gue di facebook, yg bisa dibaca sama semua orang. Sampe nama gue jelek. Yang ngehina2 kaga tau apa2 lagi. Terussss.. Minta maaf cm via message dan sms!? How silly you are! PENGECUT!!!"

Cukupkan untuk dirimu sendiri apa yang menjadi bagianmu. Tidak usah ikut campur akan segala sesuatu yang menarikmu masuk. Kau bukan ahli dalam segala bidang. Jika sakithati ini aku bawa sampai mati. Aku percayakan semuanya pada Tuhanku. Semoga kamu, kalian menerima apa yang menjadi bagian kalian.


Selamat tinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar