UNTUK TEMAN
Suatu hari saya bertanya pd seorang teman:
“Menurutmu, teman yang baik itu kayak apa?”
Lantas temanku menjawab:
“Tidak ada teman yang baik atau teman yang buruk. Yang ada hanya teman.”
“Kenapa gitu?” Sergahku.
“Jika seorang teman dikategorikan dalam kategori teman yang baik dan teman yang tidak baik, itu artinya mungkin saja kita mempunyai teman yang berlaku tidak baik terhadap kita, atau buruk?
Bukan seperti itu yang namanya teman. Jika tidak baik, bukan teman namanya.”
Saya diam.
Suatu hari saya bertemu ayah yang sudah lama tidak saya jumpa. Rasa kangen itu meluluhkan semuanya. Saya memeluknya dan bercerita panjang lebar ttg hari-hari saya selama tidak bersamanya. Dia menanggapi dengan senyuman, dengan komentar2 menggugah canda dan menenteramkan, dia lantas memeluk saya hangat dan mengucapkan kalimat2 yang menyenangkan saya, memberikan stimulus agar saya selalu siap dengan keadaan apapun, tidak menakuti tidak menggurui, hanya mempersiapkan saya supaya selalu menjadi anaknya yang juara 1!
Akhirnya tiba perpisahan itu. Hari dimana saya harus kembali meninggalkannya untuk sesuatu yang lebih besar. Harapannya adalah semacam perintah bagi saya! Dan ternyata saya masih sangat rindu ayah. Dan saya lupa bertanya sesuatu! Sesuatu yang hari sebelumnya saya tanyakan pada teman saya ttg arti teman yang baik… atau teman(saja)! Dalam rindu itu, saya mereview pertemuan singkat saya dengan ayah, tentang bagaimana tentram itu. Tentang hangatnya respon yang dia berikan terhadap cerita2 saya, keluh kesah saya yang ditanggapi dengan sabar dengan stimlus2nya agar saya selalu menjadi anak juara 1! Dan saya tersadar akan sesuatu…
Saya tidak perlu bertanya sesuatu itu pada ayah! Dialah jawabannya! Dialah teman(saja)ku. Dialah teman yang baik-jika ada kategori teman yang baik dan tidak baik-diantara yang baik2! Ayah=Teman juara 1! Dia tidak pernah cemburu padaku dengan siapa saja aku berteman. Teman tidak mengekang temannya! Tidak merasa dicampakan oleh temannya ketika sibuk dengan teman yanglain, ketika saya pergi untuk harapan2 saya. Teman itu ketulusan, bukan keberpihakan! Dengan hangat dia menyambut saya ketika berpulang pada kehangatannya. Dengan sabarnya dia menanggapi keluh-kesahku tanpa terpaksa. Dialah teman juara 1! Dan mengertilah saya apa itu teman(saja)! Teman sama dengan (=) rumah. Sama dengan (=) keluarga. Tidak didatangi atau dikunjungi, rumah tetap rumah, keluarga tetap keluarga. Teman tetap teman. Tidak ada teman-yang tidak baik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar