Kamis, 07 Oktober 2010

Surat buat Kang Adi...

Sekali lagi dada saya, kami, sesak! Seperti dihantam ombak ber debit 1000 L/detik. Aaah mungkin kami juga akan mati bila seperti itu... Tp yang ini, lebih dari sekedar mati. Mati rasa, atau mati pikiran.
Kami tidak mati. Rasa masih peka, dan pikiran InsyaAllah sehat. Hanya saja kami sedikit tidak mau menerima dengan rasa maupun nalar bahwa seseorang, sahabat, kakak, pacar, teman kami baru saja berganti nama dari Mr.X menjadi "Adi Sofyan Munawar".

Kakakku, senior terbaik! Yang paling sering mengunjungiku saat ak sakit. Yang memberikan anggur merah saat badanku terlihat tidak fit. Kakak senior satu-satunya dr bandung! Kang Adi...

Gabanyak yang bisa helna tuliskan buat akang, yang jelas 3 hari pasca akang meninggalkan kami.. Helna masih sering kepikiran km kang, kebaikan kang adi ke helna... Kang adi yang cara ngomongnya khas, orang pertama yang bisa helna ajak ngobrol basa sunda dengan lancar tanpa roaming. Pesen mamah supaya selalu dengerin nasehat kang adi krn kang adi satu2nya kakak senior helna yang sama2 dr bandung, sekaligus paling care sm helna. Dan gacuma sm helna, sm temen2 akang dan adik2 akang yglain juga. Kang adi pernah nganterin helna pulang pas helna sakit, pernah kang adi jauh2 dr semarang nengok helna di rumah sakit dan menjadi utusan kampus buat nengok helna, waktu helna sakit dengan dua infus di tangan dan helna pengen makan pizza, kang adi yang beliin buat helna, dan buat temen2 yang dateng jg waktu itu. "Ana yang ikhlas ya, Kang Adi orang baik koq InsyaAllah tenang di sana" kata mas albab. Dan ana ikhlas mas, sangat. Allah sayang Kang adi, makanya skrg kang Adi uda ga ngerasain sakit lagi. "Ana jgn terlalu dipikiran ya, mama juga kaget pas denger kabar Kang adi blm ketemu. Mama selalu berdoa, dan mama sll inget kebaikan Kang adi sm ana" begitu kata mama.

Ya Allah, Kang adi baru bisa teridentifikasi sekitar jam 6.00 sore. Berarti itu sudah 15 jam setelah kecelakaannya. Sebenarnya saya sudah tau dari mas syawal sesudah saya sholat maghrib, bahwa ada salah satu dari 14 jenazah yang belum bisa diidentifikasi memakai sabuk SMA 3 Bandung. Dan detik itu juga saya rasa jantung saya jatuh menyentuh hati saya. Hati saya sakit sekali, perih... Tak kuasa menahan tangis yang pecah, tapi saya harus menyembunyikannya supaya adik2 tidak menajdi ricuh karena saat itu saya yang menjadi informan bagi anak2 yang masih berkumpul di Tembalang.
Ya Allah...


Kang Adi, Adi Sofyan Munawar meninggal pada Sabtu, 2 oktober pukul 3 dini hari dalam kecelakaan kereta api Senja utama yang ditabrak oleh kereta Eksekutif Argo anggrek saat perjalanannya dari Jakarta pulang Kembali Ke Semarang.
Kang adi pergi ke Jakarta dalam rangka melamar Tugas akhir di salah satu perusahaan tambang terkemuka Indonesia setelah sebelumnya melakukan Kerja praktik di Pusat Survey Geologi Bandung. Mahasiswa semester akhir ini diterima TA di perusahaan tersebut setelah menjalani test wawancaranya. Rencananya Almarhum dan mas surya (teman seangkatannya) pulang ke Semarang untuk mengambil pakaian dan perlengkapan juga memberi surprise ke teman2 lainnya bahwa mereka diterima magang di T*U Kalimantan, dan selasa nya mereka akan terbang ke Kalimantan.
Apa daya, saat itu kecelakaan yang merenggut nyawa Alm. Kang adi dan membuat mas surya (kakak tingkatku yg satu lagi) kritis dengan luka di tulang pipi, luka dalam di daerah dada dan punggung, serta kaki kanan patah yang hari tadi seharusny sudah selesai dioperasi, meluluh lantakkan cita-cita mereka untuk segera menjadi ST. Kang Adi dan Mas Surya, kebetulan sekali duduk di gerbong paling belakang, dan bangku paling belakang juga. Mas surya duduk di paling belakang, sementara kang Adi di depan nya, berhadapan.
Kang Adi sudah tesenyum di sana, Mas Surya masih berjuang di dampingi kami, adik, teman, pacar dan keluarga selalu.

Besok InsyaAllah saya akan menengok mas surya lagi, hufftft. Mas Surya belum tahu kalau Kang Adi sudah ga ada, dan kami sengaja tidak memberi tahu nya karena takut kondisi nya akan drop setelah mendengar berita kematian Kang Adi.
Dan mba Sasti, tetap tegar. Mba sasti emang kecil, tapi pemberani dan kuat. Semangat mba, Kang Adi tetep ada di hati kita semua.

Cepet sembuh mas Surya,
selamat tinggal Kang Adi, sampai ketemu lagi,
semoga lancar perjalanan akang, dan tinggal dengan tenang di pangkuan Ilahi.


Salam sayang, adikmu
Helna

1 komentar:

  1. terimakasih Helna..kayaknya mata teteh panas lagi baca tulisanmu ini, makasih ya sudah berbagi kenangan indah tentang org yg teteh sayangin...adik yg sll teteh jailin, nasihati dan penurut sekali..yg baik hati dan sll ingin memberikan kebahagiaan bagi semua orang di sekitarnya..adik kecil yang sebenarnya pemalu tp waktu dan jarak menempanya jadi lelaki dewasa yang luar biasa.

    BalasHapus