Rabu, 17 November 2010

Aksioma.

Bagi saya, kebenaran yang datangnya dari dalam hati dan kita ucapkan menyeluruh tanpa dikurangi dan dilebihkan adalah suatu anugrah. Banyak manusia yang tidak bisa (pernah bisa) mengungkapkan kata hatinya, dan pikirannya secara menyeluruh, koheren dan dapat dimengerti banyak orang.

Bagi saya kebenaran adalah empiris. Hasil pengalaman indrawi, dan tidak dibolak-balikkan dengan kegiatan kritisisme... Bagi saya Tuhan, jika dalam skala filsafat, adalah sebuah aksioma. Kebenaran yang benar tanpa harus dibuktikan kebenarannya. Tuhan merasukiku, dalam diriku, orang-orang yang kucintai dan alam yang ku tinggali.

Kata aksioma berasal dari Bahasa Yunani αξιωμα (axioma), yang berarti dianggap berharga atau sesuai atau dianggap terbukti dengan sendirinya. Kata ini berasal dari αξιοειν (axioein), yang berarti dianggap berharga, yang kemudian berasal dari αξιος (axios), yang berarti berharga. Di antara banyak filsuf Yunani, suatu aksioma adalah suatu pernyataan yang bisa dilihat kebenarannya tanpa perlu adanya bukti.
Kata aksioma juga dimengerti dalam matematika. Akan tetapi, aksioma dalam matematika bukan berarti proposisi yang terbukti dengan sendirinya. Melainkan, suatu titik awal dari sistem logika.

Bagi saya, kebenaran yang saya yakini adalah sah. Dan merupakan hak setiap manusia...
Jika saya merasa diganggu, saya akan sebisa mungkin memperkecil atau menghilangkan gangguan itu. Jika tidak, si pengganggu yang saya musnahkan! Hahaha *tidak selalu.
Itu tidaklah sama dengan idealis atau keras kepala. pada suatu saat, manusia butuh keras kepala, suatu saat pula manusia harus menjadi idealis. Orang yang melakukan itu setiap saat adalah seorang yang egois. *pendapat ini dapat ditentang. Ini bukan aksioma.
Saya selalu berpikir, dan kadang merasa dengan idealisme yang saya anut apakah saya menjadi egois? Dan keras kepala? Saya sampai sekarang masih merasa memang saya keras kepala, terhadap sesuatu yang benar dan yang salah. Tidak perlu dibolak-balikan.
Tapi saya tidak egois, mungkin. *Ini juga bisa disanggah, karena juga bukan aksioma.
Aksioma menurut saya adalah sebuah postulat.
Setiap manusia berhak membuat postulatnya sendiri, berdasarkan eksperimen. Hasil nalar. Berdasarkan sesuatu yang sifatnya kritisisme atau rasionalisme, atau bahkan empirisme, seperti saya. Dan saya percaya bahwa setiap manusia juga berhak memproklamirkan postulatnya, menurut kebenaran yang dia anut. Dalam hal ini, seringkali saya merasakan postulat saya dicontek orang dan kadang diludahi dianggap hina. Biarlah, itu resiko.. Ilmu pengetahuan bersifat sementara, kan!

So, dalam hidup saya ini... Postulat saya ada dua:
1. Think out of the box, then do it!
2. It's my way, don't revolt!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar